Kinerja Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat
Pengertian
Fasilitator
adalah aktivitas profesional untuk menolong individu, keluarga, kelompok maupun
masyarakat dalam meningkatkan atau memperbaiki kapasitas mereka agar berfungsi
menciptakan kondisi-kondisi masyarakat yang kondusif, agar tercapainya suatu
tujuan bersama.
Kepribadian Fasilitator
Menurut
Berlo (1960) mengemukakan kepribadian fasilitator sbb :
Kemampuan
berkomunikasi,
Sikap
penyuluh yang menghayati profesinya, meyakini manfaat inovasinya dan menyukai
masyarakat penerima manfaat.
kemampuan
pengusaan pengetahuan tentang isi, fungsi dan manfaat inovasi, latar belakang
penerima manfaat serta segala sesuatu yang perubahan yang tidak disenangi
masyarakat.
Karakteristik
sosial budaya fasilitator
Sikap Fasilitator
Kiat sederhana tentang sikap dan perilaku seorang
fasilitator, yang dijadikan pegangan dasar bagi mereka yang akan mendampingi
masyarakat dalam program nasional pemberdayaan masyarakat, sebagai berikut:
1. Bersikap
sabar:
aspek utama pendampingan adalah proses belajarnya, jika kurang sabar melihat
proses yang kurang lancar lalu mengambil alih proses itu, berarti kita telah
mengambil alih kesempatan belajar masyarakat, termasuk kesempatan masyrakat
untuk berpendapat.
2. Mendengarkan
dan tidak mendominasi: karena pelaku utama adalah masyarakat, kita
seyogyanya memberi kesempatan agar masyarakat aktif berpendapat, pengalihan
peran dari fasilitator kepada masyarakat dapat dilakukan sedikit demi sedikit
Menghargai dan rendah hati:
hargai masyarakat dengan menunjukan minat yang sungguh-sungguh pada pengetahuan
dan pengalaman mereka
4.
Mau belajar: kita tidak dapat bekerja sama dengan masyarakat apabila
tidak ingin memahami atau belajar tentang mereka. Seringkali “orang luar”
(pendamping masyarakat) menganggap masyarakat yang serba ketinggalan yang perlu
belajar, padahal kita bisa juga belajar mengenai ‘mengapa’ sebuah masyarakat
mengalami ketinggalan
5.
Bersikap sederajat: seringkali kita membandingkan keadaan masyarakat
miskin dengan lingkungan lain yang dianggap lebih maju, hal ini perlu dihindari
dengan mengembangkan sikap kesederajatan agar kita diterima sebagai teman atau
mitra kerja oleh masyarakat
Bersikap akrab dan melebur:
hubungan dengan masyarakat sebaiknya dilakukan dengan informal, akrab dan
santai, sehingga suasana kesederajatanpun tercipta. Masyarakat biasanya senang
apabila kita tidak sungkan untuk melebur kedalam kehidupan mereka.
7.
Tidak menggurui: orang dewasa memiliki pengalaman dan pendirian, karena
itu kita tidak akan berhasil apabila kita bersikap sebagai guru yang serba
tahu, sebaiknya kita belajar dengan saling berbagi pengalaman, agar diperoleh
suatu pemahaman yang kaya
8.
Berwibawa: meskipun di dalam suasana yang akrab dan santai, seorang
fasilitator sebaiknya menunjukan kesungguh-sungguhan di dalam bekerja bersama
masyarakat, dengan demikian masyarakat akan menghargainya
Tidak memihak, menilai dan mengkritik:
ditengah masyarakat seringkali terjadi pertentangan pendapat. Kita tidak boleh
menilai dan mengkritik semua pendapat, juga tidak boleh bersikap memihak.
Secara netral kita berusaha memfasilitasi komunikasi di antara pihak-pihak yang
berbeda pendapat, untuk mencari kesepakatan dan jalan keluarnya
10. Bersikap
terbuka: biasanya masyarakat akan lebih terbuka apabila telah tumbuh
kepercayaan kepada pihak luar, juga jangan segan untuk berterus terang bila
merasa kurang mengetahui sesuatu, agar masyarakat memahami bahwa semua orang
selalu masih perlu belajar
11. Bersikap
positif: kita mengajak masyarakat untuk mamahami keadaan dirinya dengan
menonjolkan potensi-potensi yang ada, bukan sebaliknya mengeluhkan
keburukan-keburukannya. Perlu diingat, potensi terbesar setiap masyarakat
adalah kemauan dari manusianya sendiri untuk merubah keadaan
Perilaku Fasilitator
Lippit (1958) secara tegas menyatakan bahwa
keberhasilan seorang fasilitator sangat ditentukan kepribadian (the first
impression) yang tercermin dari penampilan pada saat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar