1.
LATAR BELAKANG
Pembangunan
memang sedang menjadi isu utama di dunia, tak hanya dikalangan negara-negara
berkembang saja. Negara-negara di kawasan Eropa yang saat ini dalam keadaan
krisis pun menjadikan pembangunan sebagai isu dan proyek utama yang harus
segera di laksanakan, terutama pembangunan dalam bidang ekonomi. Ekonomi memang
menjadi tonggak utama dalam penilaian apakah negara tersebut sudah maju, berkembang
atau bahkan di katakan sebagai negara miskin.System perdagangan bebas menjadi
model dalam menjalankan perekonomian dalam dekade ini. Tak hanya negara-negara
dalam kawasan tertentu yang bersaing untuk dapat meraup untung dalam perdagangan
yang super bebas ini, namun negara-negara di sekitarnya dapat juga mengambil
peran dalam ajang perekonomian ini. Perdagangan bebas memang sangat
menguntungkan, terutama bagi negara-negara yang mempunyai perekonomian yang
kuat, memiliki sumber daya yang maksimal (manusia dan alam), dan memiliki
komoditi yang unggul dengan harga terjangkau yang sangat di butuhkan oleh orang
banyak. Di sisi lain, perekonomian berbasis perdagangan bebas ini juga bisa
membuat negara-negara merugi. Biasanya hal ini terjadi pada negara-negara
berkembang dan negara-negara yang masih terbelakang yang belum mampu
memproduksi barang-barang yang menjadi komoditi (konsumsi) di negaranya.Maka
itulah masing-masing negara berlomba-lomba menciptakan sesuatu yang berbeda dan
bahkan sesuatu yang baru untuk bersaing agar menjadi unggul dan meraup
untung.Untuk itulah kini tiap-tiap negara mengusung tema ekonomi kreatif dalam
mensinergikan pergerakan ekonomi negerinya.Dan salah satu fungsinya adalah
untuk menjaring infestor agar menanamkan uangnya dan melaksanakan pembangunan
dan menjaring tenaga kerja yang ada di negerinya tersebut.
Di
Indonesia saat ini tengah gencar-gencarnya menyinergikan pengembangan
(pembangunan) berbasis ekonomi kreatif.Tentu tanpa adanya banyak resiko yang
kemungkinan mengganjal ekonomo kreatif ini di nilai sangat tepat di
jalankan.Prosesnya yang tidak memakan waktu dan biaya yang banyak dan hasilnya
yang cukup mempunyai nilai yang tinggi membuat ekonomi kreatif ini diminati
oleh kalangan masyarakat. Tidak nya masyarakat si kalangan pebisnis saja yang
melakukan sebuah gebrakan baru dengan mengusung ekonomi kreatif untuk
menghasilkan pundi-pundi rupiah, namun di kalangan mahasiswa, masyarakat pada
level menengah dan bawah pun bisa memanfaatkan atau pun menjalankannya dengan
apa pun yang ada pada daerah sekitarnya atau dengan kata lain memanfaatkan
potensi lokal yang dimilikinya.
Di
pemerintahan tingkat propinsi dan kabupaten juga tengah mengusung pembangunan
berbasis ekonomi kreatif untuk menghasilkan pendapatan daerah dan promosi
potensi pada daerahnya.Bahkan kini Indonesia memiliki Kementrian Pariwisata Dan
Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) yang secara resmi telah terbentuk pada tanggal
21 Desember 2011 berdasarkan Perpres No. 92/2011 dan di pimpin oleh seorang
mentriyang di jabat oleh Ibu Mari Elka Pangestu. Tugas awal Kemenparekraf ini
adalah menyusun rencana strategis (Renstra) pembangunan kepariwisataan dan
ekonomi kreatif untuk periode 2012-2014 yang merupakan referensi utama bagi
seluruh unit kerja di dalam Kemenparekraf dalam melaksanakan program dan
kegiatan tahun 2012 sampai dengan tahun 2014. Dengan mempertimbangkan
lingkungan strategis global dan berbagai arah kebijakan pembangunannasional
bidang pariwisata dan ekonomi kreatif, serta Peraturan Pemerintah RI No. 50
Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional tahun
2010-2025, dan Instruksi Presiden No. 6 Tahun
2009 tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif, maka Kemenparekraf memiliki visi untuk mewujudkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat Indonesia dengan menggerakkan kepariwisataan dan ekonomi kreatif.
2009 tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif, maka Kemenparekraf memiliki visi untuk mewujudkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat Indonesia dengan menggerakkan kepariwisataan dan ekonomi kreatif.
Seperti
diketahui beberapa daerah di Indonesia kini memiliki program-program unggulan yang
dapat menarik para wisatawan baik lokal maupun mancanegara datang ke daerahnya
untuk berlibur kesana dan investor masuk untuk menanamkan modalnya. Kita lihat
saja Jember Fashion Carnival (JFC) even tahunan yang sangat fenomenal dan
mendunia itu kini menjadi acara karnaval terbesar ke-5 di dunia dan berhasil
mengangkat nama Jember di dunia internasional. Tidak hanya Kabupaten Jember
saja yang berhasil melaksanakan even regular yang termasuk dalam kegiatan
ekonomi kreatif tersebut, masih banyak juga kegiatan yang mengusung ekonomi
kreatif di daerah lain di Indonesia, diantaranya adalah even Sail Morotai di
daerah Kabupaten Pulau Morotai, Maluku, Jakarta Fashion Week, Banyuwangi
International Tour de Ijen (BTDI), Festival Lembayem di Papua, Java Jazz,
pelaku usaha mikro, industry fashion, industry kuliner dan industry hiburan (pariwisata
dan perfilm-an), dll.
Perkembangan
ekonomi kreatif ini sangat cocok di lakukan di Indonesia, keberagaman yang
dimiliki Indonesia inilah yang membuatnya sangat cocok dan berkembang dengan
signifikan. Dalam melaksanakan sebuah metode pemberdayaan masyarakat, seorang
pendamping (pekerja social) dapat mengadopsi model ekonomi kreatif ini sebagai
solusi atau stimulus untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki oleh
masyarakat untuk memanfaatkan sumber daya alam di sekitarnya dengan semaksimal
mungkin dan mengemas kebudayaan masyarakat setempat secara baik, unik dan
menarik agar masyarakat memiliki nilai ekonomi lebih.
2. RUMUSAN
MASALAH
Melihat
apa yang telah saya jabarkan dalam latar belakang tersebut dapat ditarik
rumusan masalahnya, yakni:
-
Apa ekonomi kreatif itu?
-
Apa saja ruang lingkup ekonomi kreatif?
-
Bagaimana eksistensi ekonomi kreatif di
Indonesia?
-
Apakelemahan dari ekonomi kreatif?
-
Bagaimana keterkaitan antara ekonomi
kreatif dengan pengentasan kemiskinan dan hubungannya dengan pengembangan
masyarakat di Indonesia?
3. PEMBAHASAN
Apa itu ekonomi kreatif?
Istilah
Ekonomi Kreatif pertama kali didengungkan oleh John Howkins, orang Inggris yang
menulis buku “Creative Economy, How
People Make Money from Ideas”.Dia seorang yang multiprofesi yang selain
membuat film juga aktif menyuarakan ekonomi kreatif kepada pemerintah
Inggris.Maka, dia banyak terlibat dalam diskusi-diskusi pembentukan kebijakan
ekonomi kreatif di kalangan pemerintahan negara-negara Eropa. Menurut definisi
Howkins, Ekonomi Kreatif adalah kegiatan ekonomi dimana input dan output-nya
adalah Gagasan.
Tokoh
berikutnya adalah Richard Florida, seorang doktor ekonomi dari Amerika.Dalam
buku-bukunya, “The Rise of Creative
Class” dan “Cities and the Creative
Class”, dia menyuarakan tentang industri kreatif dan kelas kreatif di
masyarakat. Menurut Dr. Florida, “Seluruh umat manusia adalah kreatif, apakah
ia seorang pekerja di pabrik kacamata atau seorang remaja di gang senggol yang
sedang membuat musik hip-hop. Perbedaanya adalah pada statusnya (kelasnya),
karena ada individu-individu yang secara khusus bergelut di bidang kreatif (dan
mendapat faedah ekonomi secara langsung dari aktivitas tersebut).Tempat-tempat
dan kota-kota yang mampu menciptakan produk-produk baru yang inovatif tercepat
akan menjadi pemenang kompetisi di era ekonomi ini”.
Robert
Lucas, pemenang Nobel di bidang ekonomi, mengatakan bahwa kekuatan yang
menggerakkan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi kota atau daerah dapat dilihat
dari tingkat produktivitas klaster orang-orang bertalenta dan orang-orang
kreatif atau manusia-manusia yang mengandalkan kemampuan ilmu pengetahuan yang
ada pada dirinya.
Jadi
setelelah melihat dari beberapa ahli ekonomi diatas dapat saya simpulkan bahwa
ekonomi kreatif itu adalah suatu kegiatan yang dapat menghasilkan keuntungan (
kegiatan perekonomian) dengan cara mengangkat (mengeksplor) ide-ide kreatif
(imajinasi), kekayaan alam, budaya yang dimiliki seseorang atau kelompok yang
diekspresikan dan dikemas secara beda dan unik (bisa berbentuk barang, jasa,
pariwisata dan alat komunikasi) yang dapat menarik perhatian orang lain untuk
datang, menikmati dan mengapresiasi (mengeluarkan uang) atas sajian tersebut.
Apa saja ruang lingkup dari ekonomi
kreatif?
Ruang
lingkup dalam ekonomi kreatif ini bisa dibilang cukup banyak dan lengkap serta
memiliki ke-khasan tersendiri, yakni tergabung dari ruang lingkup seni,
pariwisata, ekonomi dan teknologi (informasi). Di Eropa (khususnya di Inggris)
ruang lingkup dari ekonomi kreatif ini meliputi 15 sub sektor yakni:
1.
Penelitian &Pengembangan 9. Jasa Periklanan
2.
Penerbitan 10. Arsitektur
3.
Perangkat Lunak 11. Seni Pertunjukan
4.
TV&Radio 12. Kerajinan
5.
Desain 13.
Video Games
6.
Musik 14.
Fesyen
7.
Film 15.
Seni Rupa
8.
Permainan & Games
Perlu
diketahui, interpretasi negara-negara di dunia tidak secara mutlak mengacu ke
15 sektor ini, negara-negara didunia mengkontektualkan lagi sesuai kondisi dan
prioritas negaranya masing-masing.
Pemerintah
Indonesia sendiri telah mengidentifikasi ruang lingkup industri kreatif ini dan
mencakup 14 subsektor, antara lain:
1.
Periklanan (advertising)
kegiatan
kreatif yang berkaitan dengan jasa periklanan, yakni komunikasi satu arah
dengan menggunakan medium tertentu. Meliputi proses kreasi, operasi, dan
distribusi dari periklanan yang dihasilkan, misalnya riset pasar, perencanaan
komunikasi periklanan, media periklanan luar ruang, produksi material
periklanan, promosi dan kampanye relasi publik. Selain itu, tampilan periklanan
di media cetak (surat kabar dan majalah) dan elektronik (televisi dan radio),
pemasangan berbagai poster dan gambar, penyebaran selebaran, pamflet, edaran,
brosur dan media reklame sejenis lainnya, distribusi dan delivery advertising
materials or samples, serta penyewaan kolom untuk iklan.
2.
Arsitektur
kegiatan
kreatif yang berkaitan dengan desain bangunan secara menyeluruh, baik dari
level makro (town planning, urban design, landscape architecture) sampai level
mikro (detail konstruksi). Misalnya arsitektur taman, perencanaan kota, perencanaan
biaya konstruksi, konservasi bangunan warisan sejarah, pengawasan konstruksi,
perencanaan kota, konsultasi kegiatan teknik dan rekayasa seperti bangunan
sipil dan rekayasa mekanika dan elektrikal.
3.
Pasar Barang Seni
kegiatan
kreatif yang berkaitan dengan perdagangan barang-barang asli, unik dan langka
serta memiliki nilai estetika seni dan sejarah yang tinggi melalui lelang,
galeri, toko, pasar swalayan dan internet, meliputi barang-barang musik,
percetakan, kerajinan, automobile, dan film.
4.
Kerajinan (craft)
kegiatan
kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi dan distribusi produk yang
dibuat atau dihasilkan oleh tenaga pengrajin yang berawal dari desain awal
sampai proses penyelesaian produknya. Antara lain meliputi barang kerajinan
yang terbuat dari batu berharga, serat alam maupun buatan, kulit, rotan, bambu,
kayu, logam (emas, perak, tembaga, perunggu dan besi), kaca, porselen, kain,
marmer, tanah liat, dan kapur. Produk kerajinan pada umumnya hanya diproduksi
dalam jumlah yang relatif kecil (bukan produksi massal).
5.
Desain
kegiatan
kreatif yang terkait dengan kreasi desain grafis, desain interior, desain
produk, desain industri, konsultasi identitas perusahaan dan jasa riset
pemasaran serta produksi kemasan dan jasa pengepakan.
6.
Fesyen (fashion)
kegiatan
kreatif yang terkait dengan kreasi desain pakaian, desain alas kaki, dan desain
aksesoris mode lainnya, produksi pakaian mode dan aksesorisnya, konsultasi lini
produk berikut distribusi produk fesyen.
7.
Video, Film dan Fotografi
kegiatan
kreatif yang terkait dengan kreasi produksi video, film, dan jasa fotografi,
serta distribusi rekaman video dan film. Termasuk di dalamnya penulisan skrip,
dubbing film, sinematografi, sinetron, dan eksibisi atau festival film.
8.
Permainan Interaktif (game)
kegiatan
kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi, dan distribusi permainan
komputer dan video yang bersifat hiburan, ketangkasan, dan edukasi. Sub-sektor
permainan interaktif bukan didominasi sebagai hiburan semata-mata tetapi juga
sebagai alat bantu pembelajaran atau edukasi.
9.
Musik
kegiatan
kreatif yang berkaitan dengan kreasi atau komposisi, pertunjukkan, reproduksi,
dan distribusi dari rekaman suara.
10.
Seni Pertunjukkan (showbiz)
kegiatan
kreatif yang berkaitan dengan usaha pengembangan konten, produksi pertunjukkan.
Misalnya, pertunjukkan wayang, balet, tarian tradisional, tarian kontemporer,
drama, musik tradisional, musik teater, opera, termasuk musik etnik, desain dan
pembuatan busana pertunjukkan, tata panggung, dan tata pencahayaan.
11.
Penerbitan dan Percetakan
kegiatan
kreatif yang terkait dengan penulisan konten dan penerbitan buku, jurnal,
koran, majalah, tabloid, dan konten digital serta kegiatan kantor berita dan
pencari berita. Subsektor ini juga mencakup penerbitan perangko, materai, uang
kertas, blanko cek, giro, surat andil, obligasi, saham dan surat berharga
lainnya, paspor, tiket pesawat terbang, dan terbitan khusus lainnya. Juga
mencakup penerbitan foto-foto, grafir (engraving) dan kartu pos, formulir,
poster, reproduksi, percetakan lukisan, dan barang cetakan lainnya, termasuk
rekaman mikro film.
12.
Layanan Komputer dan Piranti Lunak
(software)
kegiatan
kreatif yang terkait dengan pengembangan teknologi informasi, termasuk layanan
jasa komputer, pengolahan data, pengembangan database, pengembangan piranti
lunak, integrasi sistem, desain dan analisis sistem, desain arsitektur piranti
lunak, desain prasarana piranti lunak dan piranti keras, serta desain portal
termasuk perawatannya.
13.
Televisi & Radio (broadcasting)
kegiatan
kreatif yang berkaitan dengan usaha kreasi, produksi dan pengemasan acara
televisi (seperti games, kuis, reality show, infotainment, dan lainnya),
penyiaran, dan transmisi konten acara televisi dan radio, termasuk kegiatan
station relay (pemancar) siaran radio dan televise.
14.
Riset dan Pengembangan (R dan D)
kegiatan
kreatif terkait dengan usaha inovatif yang menawarkan penemuan ilmu dan
teknologi, serta mengambil manfaat terapan dari ilmu dan teknologi tersebut
guna perbaikan produk dan kreasi produk baru, proses baru, material baru, alat
baru, metode baru, dan teknologi baru yang dapat memenuhi kebutuhan pasar.
Termasuk yang berkaitan dengan humaniora, seperti penelitian dan pengembangan
bahasa, sastra, dan seni serta jasa konsultansi bisnis dan manajemen.
Dari gabungan ke 14 sektor tersebut, rata-rata kontribusi PDB industri kreatif Indonesia periode tahun 2002-2006 sebesar 6,3 persen dari total PDB Nasional dengan nilai 104,6 triliun rupiah. Nilai ekspor industri kreatif mencapai 81,4 triliun rupiah dan berkontribusi sebesar 9,13 persen terhadap total nilai ekspor nasional dengan penyerapan tenaga kerja mencapai 5,4 juta pekerja. Sementara di Amerika Serikat, Howkins (2001) dalam bukunya “The Creative Economy” mensinyalir bahwa pada tahun 1996 ekspor karya hak cipta Amerika Serikat mempunyai nilai penjualan sebesar US$ 60,18 miliar yang jauh melampaui ekspor sektor lainnya, seperti di bidang industri otomotif, alat pertanian dan pesawat terbang.
Dari gabungan ke 14 sektor tersebut, rata-rata kontribusi PDB industri kreatif Indonesia periode tahun 2002-2006 sebesar 6,3 persen dari total PDB Nasional dengan nilai 104,6 triliun rupiah. Nilai ekspor industri kreatif mencapai 81,4 triliun rupiah dan berkontribusi sebesar 9,13 persen terhadap total nilai ekspor nasional dengan penyerapan tenaga kerja mencapai 5,4 juta pekerja. Sementara di Amerika Serikat, Howkins (2001) dalam bukunya “The Creative Economy” mensinyalir bahwa pada tahun 1996 ekspor karya hak cipta Amerika Serikat mempunyai nilai penjualan sebesar US$ 60,18 miliar yang jauh melampaui ekspor sektor lainnya, seperti di bidang industri otomotif, alat pertanian dan pesawat terbang.
Bagaimana eksistensi ekonomi kreatif di Indonesia?
Sejak
didirikannya Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada 21 Desember 2011
geliat ekonomi kreatif dalam “percaturan” pertumbuhan ekonomi di Indonesia
menunjukkan arah yang positif. Kemenparekraf berupaya mendorong perkembangan
ekonomi kreatif dalam pembangunan nasional melalui beberapa sektor yang berbasis
seni budaya dan media, disain dan iptek.Seperti perfilman, seni musik, seni
pertunjukan, seni rupa, konten media, disain dan arsitektur.Beberapa sektor ini
tentu harus dilakukan dengan berbagai program kerjasama dan fasilitasi,
strategi dan aspek pengembangannya. Program kerjasama dan fasilitasi dilakukan
dengan cara disseminasi, ekspresi, inovasi dan inkubasi melalui media. Di
samping itu, sinergi antara sektor ekonomi kreatif, pariwisata dan pemerintah
daerah sangat diperlukan untuk mendukung program pengembangan ini.
Keterlibatan
masyarakat dari semua elemenlah yang menjadikan sector ekonomi kreatif ini kiat
tumbuh dengan signifikan.Kontribusi PDB industri kreatif di Indonesia pada
tahun 2002-2006 sebesar 6,3 persen dari total PDB Nasional dengan nilai Rp
104,6 triliun. Nilai ekspor industri kreatif mencapai Rp 81,4 triliun dan
berkontribusi sebesar 9,13 persen terhadap total nilai ekspor nasional dengan
penyerapan tenaga kerja mencapai 5,4 juta pekerja. Tercatat bahwa PDB industri
kreatif menduduki peringkat ke-7 dari 10 lapangan usaha utama yang ada di
Indonesia.PDB industri kreatif saat ini masih didominasi oleh kelompok fesyen,
kerajinan, periklanan, dan desain.
Indonesia
yang terdiri dari terdiri atas 17.504 pulau dengan keragaman dan kekayaan
budaya bangsa. Terdapat 1.068 suku bangsa, dan berkomunikasi dengan 665 bahasa
daerah di seluruh Nusantara menjadi serta iklim subtropis yang bersahabat,
tanah yang subur, serta alam yang sangat indah. Selain itu, Indonesia kaya
dengan spesies langka flora dan fauna mencakup mamalia, kupu-kupu, reptil,
burung, unggas, dan amfibi berjumlah 3.025 spesies menjadi daya tarik tertentu
dalam menjaring para wisatawan. Apalagi dalam bidang seni dan budaya terdapat
sedikitnya 300 gaya tari tradisional yang berasal dari Sabang sampai Merauke.
Kekayaan budaya bangsa Indonesia merupakan potensi yang sangat besar dalam upayah
mendukung tumbuhnya industri kreatif yang saat ini memberikan kontribusi
pendapatan domestik bruto (PDB) senilai Rp 104,6 triliun.
Sector
ekonomi kreatif dalam bidang (kelompok) pariwisata juga tidak kalah dengan
kelompok fesyen, periklanan, desain, dan kerajinan.Berdasarkan jumlah wisatawan
asing yang dating (berkunjung) ke Indonesia juga mengalami peningkatan yang
signifikan.
Data kunjungn wisman pada tahun 2011 dan 2012 (sumber: data statistik Kemenparekraf)
Melihat dari data di
atas yang menunjukkan angka kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) yang kian
meningkat, dapat disimpulkan bahwa ekonomi kreatif khususnya pada sector
periwisata dapat di katakan berhasil.
Apa kelemahan dari ekonomi kreatif?
Melihat
pertumbuhan ekonomi kreatif yang terus tumbuh di Indonesia, masyarakat
seharusnya lebih aktif dalam upaya pemanfaatansumber daya yang ada. Masyarakat
sudah seharusnya memulai industri lokal untuk mendongkrak penghasilan dari apa
yang ada disekitarnya, bisa dari kebudayaan, sumber daya alam, kerajinan, dan
lain sebagainya. Namun masyarakat masih saja mengalami hambatan dalam memulai dan
menjalankan usahanya, hal ini di karenakan oleh beberapa hal, yakni:
Ø Akses
pada bahan baku
Ø Pemanfaatan
teknologi yang dipakai
Ø Persoalan
permodalan bagi pelaku usaha karena sector ekonomi kreatif belum dipercaya perbankan
Ø Perlindungan
terhadap hasil cipta industri kreatif (hak cipta)
Ø Dukungan
ketersediaan ruang publik yang masih kurang.
Bagaimana keterkaitan antara ekonomi
kreatif dengan pengentasan kemiskinan dan hubungannya dengan pengembangan
masyarakat di Indonesia?
Pada
dasarnya pengembangan (pemberdayaan) masyarakat adalah salah satu cara
pengentasan kemiskinan. Kemiskinan yang dimaksudkan di sini tentunya mengenai
keterbatasan ekonomi. Dalam proses pemberdayaan, masyarakat adalah subyek dari
pembangunan yang mana masyarakat di bantu dengan fasilitator atau pekerja
social (peksos) untuk menemukan apa penyebab (masalah) yang mereka hadapi, lalu
menyelesaikan masalahnya.
Dalam
proses pemberdayaan terdapat banyak cara (metode) yang dilakukan, salah satunya
dengan menggunakan metode berbasis ekonomi kreatif. Ekonomi kreatif cara yang
tepat untuk digunakan dalam proses pemberdayaan masyarakat, karena pemberdayaan
masyarakat senantiasa menggunakan metode-metode pengembangan yang mencoba
menggunakan potensi-potensi local sebagai media dalam mengembangkan kekuatan
masyarakat untuk bergerak maju menuju perubahan yang baik dan menuju
kesejahteraan bersama. Hal ini sejalan dengan tujuan dari ekonomi kreatif,
ekonomi kreatif selalu menggali potensi-potensi local untuk menghasilkan daya
tarik dan pendapatan.
Terdapat
potensi yang lebih besar dalam menggunakan sumberdaya, inisiatif, dan tenaga
ahli local untuk membangun industry local baru yang akan dimiliki dan
dijalankan oleh orang-orang yang ada di masyarakat local. Banyak program
pengembangan masyarakat ekonomi local menggunakan bentuk ini dan
program-program tersebut dapat berhasil dalam mengembangkan aktivitas ekonomi
masyarakat local dan menjadikannya sebuah prestasi. Hal ini akan melibatkan
banyak pemanfaatkan sumber daya local, minat, bakat, ide, budaya, dan adat dari
lokalitas tertentu dan kemudian memutuskan apa jenis industri baru yang mungkin
berhasil. Para pekerja social dapat penempatkan posisinya disini dalam membantu
masyarakat, yaitu dengan cara memberikan pendampingan dan menyadarkan
masyarakat akan hal di atas bahwa meraka pempunyai segudang apa yang bisa
mereka kelola dan menghasilkan apa yang sesungguhnya masyarakat idamkan.Cara
selanjutnya dalam upaya menberdayaan masyarakat yakni dengan memanfaatkan
potensi pariwisata. Indonesia yang memiliki belasan ribu pulau menyimpan
segudang pesona “surgawi” yang patut untuk dijadikan sebagai agenda untuk
berwisata dan dari masing-masing daerah di Indonesia memiliki cirikhas dan
identitas tersendiri dan berbeda dengan daerah lain, ini adalah potensi-potensi
yang perlu diekspos ke dunia luar sebagai destinasi wisata local yang digagas,
dikelola oleh penduduk local. Jadi masyarakat harus berperan aktif dalam
megelolah potensi wisata di daerahnya. Bentuk dari pariwisata tentu bbukan
karena adanya objek-objek wisata seperti pemandangan pantai, pegunungan, danau,
atau tempat (wahana) rekreasi buatan saja, melainkan juga even-even (acara)
menarik lainnya seperti parade budaya, perlombaan olahraga, dan sebagainya.
Dengan
adanya pariwisata dan acara-acara menarik tentunya akan menyedot perhatian
publik untuk datang dan menyaksikannya, dan hal ini akan membawa dampak yang
baik bagi masyarakat sekitar. Contohnya dalam perhelatan Banyuwangi Ethno
Carnival (BEC) 2011 yang merupakan acara karnaval fashion budaya kontemporer
yang perdana berhasil menyedot wisatawan domestic dan mancanegara dengan
perputaran uang di masyarakat Banyuwangi sekitar 7 milyar rupiah dalam waktu
sehari. Hal ini dikarenakan para wisatawan yang datang di Banyuwangi tentu
membutuhkan tempat untuk menginap, makan, parkir, berwisata, transportasi, dan
sebagainya dimana mereka (wisatawan) akan mengeluarkan uangnya untuk memenuhi
kebutuhannya selama berwisata dan tentunya masyarakatlah yang akan menerima
uang-uang mereka atas jasanya. Sebagaimana contoh nyata di atas, sudah
sepatutnya bagi seorang pekerja
social
dapat melihat peluang yang besar bagi pengembangan masyarakat dengan
memanfaatkan (menggunakan) system ekonomi kreatif.
Kesimpulan
Ekonomi
kreatif merupakan sebuah konsep ekonomi di era
ekonomi baru yang mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengandalkan
ide dan stock of knowledge dari Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai
faktor produksi utama dalam kegiatan ekonominya.Model ekonomi kreatif ini terus
mengalami geliat yang positif di Indonesia, meski terdapat hambatan.
Dalam kaitannya dengan proses pemberdayaan masyarakat, model
ekonomi kreatif ini sangat cocok untuk diterapakn, mengingat pada dasarnya
pemberdayaan masyarakat itu mengangkat potensi yang ada dalam masyarakat,
seperti sumber daya manusia, sumber daya alam, budaya, adat, ide-ide kreatif,
jasa, dan sebagainya. Hal ini sama dengan tujuan dari ekonomi kreatif. Dan
ekonomi kreatif ini sangat cocok diterapkan di Indonesia.Tentunya tidak semudah
itu untuk mewudutkan tujuan ini.Perlu adanya partisipasi dan jalinan kerjasamaantara
pihak pemerintah, masyarakat, dan swasta untuk saling mengembangkan
sector-sektor dalam ekonimi kreatif ini.
Daftar Pustaka
Buku:
Ife, Jim dan Frank
Tesoriero (2008), Community Development.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Soetomo (2006), Strategi-strategi
Pembangunan Masyarakat.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Internet:
http://www.budpar.go.id
di akses pada 17 Desember 2012.
www.detik.comdi
akses pada 17 Desember 2012.
www.okezone.comdi
akses pada 17 Desember 2012.
www.kompas.comdi
akses pada 17 Desember 2012.
http://lpse.parekraf.go.id/eproc/di
akses pada 17 Desember 2012.
ekonomi-kreatif.blogspot.com/di
akses pada 17 Desember 2012.