Pengembangan Muncar Sebagai Kota Ikan
31 May 2011 oleh
Pemerintah mengembangkan
minapolitan atau kota ikan dalam rangka mempercepat pertumbuhan ekonomi
di sektor kelautan dan perikanan. Minapolitan merupakan konsep
pembangunan kelautan dan perikanan dari hulu ke hilir berbasis wilayah.
Persyaratan minapolitan adalah memiliki komoditas unggulan kelautan dan
perikanan dengan nilai ekonomis tinggi dan sangat besar; Letak lokasi
minapolitan strategis; Terdapat unit produksi, pengolahan dan pemasaran;
Memiliki fasilitas pendukung seperti pasar, penyediaan permodalan dan
prasarana; Dukungan daerah dalam ketersediaan sumber daya manusia (SDM),
pembiayaan, dan aspek pengelolaannya.
Pengembangan
minapolitan merupakan bagian dari rencana strategis pembangunan
kelautan dan perikanan mulai tahun 2011 sampai 2014. Untuk menyukseskan
program minapolitan, pemerintah mengalokasikan anggaran Kementerian
Kelautan dan Perikanan (KKP) tahun 2010 sebesar Rp 3,1 trilliun naik
menjadi Rp 4,7 triliun pada tahun 2011. Pada tahun 2010 KKP telah
melakukan iventarisasi 197 lokasi minapolitan dengan anggaran Rp 584
miliar.
Salah satu contoh pelabuhan ikan yang dijadikan minapolitan adalah Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Muncar, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Muncar penghasil ikan terbesar di Jatim dan produksi ikan tahun 2010 sebesar 27.748 ton.
Dalam rangka menjadi kawasan minapolitan di Muncar dewasa ini tengah
dilakukan pembangunan tanggul pemecah ombak sepanjang 410 meter yang
menelan biaya sebesar Rp 12,95 miliar yang bersumber dari APBD Jatim,
dan reklamasi sisi barat pelabuhan tahap I yang berbiaya sebesar Rp 10
miliar. Sebelumnya pada tahun 2009 telah dilakukan rehabilitasi TPI
Pelabuhan Muncar dengan anggaran sebesar Rp 1,31 miliar yang bersumber
dari APBN dan APBD, pembangunan TPI Sampangan Muncar dengan anggaran
sebesar Rp 382.472.000 yang bersumber dari APBN dan APBD, dan
pembangunan talud TPI Utara Kalimoro Muncar dengan anggaran Rp 1,70
miliar yang bersumber dari APBN dan APBD.
Di
Muncar terdapat tempat pelelangan ikan (TPI) yang menangani distribusi
hasil tangkapan ikan para nelayan. Fasilitas lainnya yang tersedia di
Muncar adalah Solar Packed Dealer untuk Nelayan (SPDN) atau Stasiun
Pengisian Bahan Bakar Minyak Untuk Nelayan (SPBN). Dengan adanya SPDN
nelayan lebih mudah untuk memperoleh BBM.
Hasil
tangkap ikan di Muncar didukung sekitar 90-an unit pabrik pengolahan
dan pengalengan ikan yang berdiri sejak tahun 70-an. Hasilnya tidak
hanya dijual di Banyuwangi dan kota-kota besar di Indonesia, tetapi juga
diekspor ke manca negara, baik dalam bentuk ikan mentah maupun ikan
olahan, termasuk ikan dalam kaleng dengan merek-merek terkenal yang
biasanya dijumpai di supermarket. Produksi ikan olahan diekspor
ke Eropa, Jepang, Uni Emirat Arab, Amerika Serikat, Australia,
Singapura, dan Kanada sebanyak 1.562.249,72 kg per bulan dengan nilai
uang sebesar Rp 19.528.121.500.
------------ teasere: “Sektor perikanan di Muncar menyerap tenaga kerja 36.191 orang.”
Jumlah nelayan di Muncar sebanyak 12.865 orang dan jumlah kapal sebanyak 4.454 unit. Penghasilan nelayan rata-rata Rp 700.000/bulan/orang. Tenaga kerja yang terserap di sektor perikanan sebanyak 36.191 orang. Mereka bekerja antara sebagai buruh nelayan dan buruh pabrik pengolahan ikan.Semoga saja apa yang di rencanakan oleh pemerintah mengenai pembangunan Muncar sebagai minapolitan (kota ikan) yang bersistem pembardayaan masyarakat dapat segara terealisasikan dan tidak ada hambatan.
Dengan dibangunnya Muncar minapolitan ini semoga saja menjadikan Banyuwangi beriklim ekonami yang baik dan dapat menopang sendi-sendi ekonomi masyarakat Bumi Blambangan pada khususnya masyarakat Muncar dan dapat mamanfaatkan sumbar daya manusia yang handal yang semakin banyak. Tentu sajajika proyak ini berhasil, maka hal ini akan mewujudkan Indonesia swasembada ikan yang di canangkan pemerintah.